Kehilangan Hutan Melampaui Batas Perkebunan di Amerika Selatan dan Afrika

Jan 25, 2016|
Rachael Petersen, Liz Goldman, Mikaela Weisse and Dmitry Aksenov
|4 minutes
Languages
14431356815_2e3250406c_k
Languages
Category
  • Data and Research
Topics
  • Brazil
  • Cambodia
  • Colombia
  • id
  • Indonesia
  • Liberia
  • Malaysia
  • Peru
  • plantations

Oleh Rachael Petersen, Liz GoldmanMikaela Weisse dan Dmitry Aksenov

Manakah hutan dunia yang merupakan hutan alam dan manakah yang merupakan hutan buatan?

Orangutans at Camp Leakey, Central Kalimantan, IndonesiaOrangutan di Camp Leakey, Kalimantan Tengah, Indonesia. Foto oleh James Anderson untuk WRI (Flickr).

Para peneliti berjuang selama bertahun-tahun untuk menjawab pertanyaan sesederhana ini. Satelit tidak dapat membedakan dengan mudah hutan primer dan sekunder yang terbentuk secara alami maupunhutan buatan yang ditanam dan dikelola untuk menghasilkan kayu, karet, serta komoditas lainnya. Hanya beberapa negara saja yang dapat memberikan peta lokasi perkebunan secara akurat. Namun, kami pun sedang berupaya untuk menyediakan peta seakurat mungkin. Para peneliti dari Global Forest Watch dan mitranya, Transparent World, baru-baru ini memetakan perkebunan pohon di tujuh negara berhutan lebat. Mereka menemukan fakta bahwa lebih dari 90 persen kehilangan tutupan pohon terjadi dalam hutan alam. Ini merupakan masalah serius. Hutan alam, terlebih yang berada di daerah tropis, menyediakan manfaat iklim, air, serta keanekaragaman hayati yang jauh lebih besar daripada bentang alam buatan.

BAH_figure_7_blogAngka kehilangan dihitung dari kerapatan minimum kanopi tutupan pohon sebesar 30 persen. Sumber: World Resources Institute dan Transparent World.

Kami memetakan perkebunan pohon, dengan hamparan melebihi wilayah California, di Brasil, Kamboja, Kolombia, Indonesia, Liberia, Malaysia, dan Peru, seluas 45,8 juta hektar. Kami dapat mengevaluasi perubahan dinamika perkebunan pohon, mengidentifikasi lokasi kehilangan hutan yang terjadi di ekosistem alami, serta menemukan konversi dari hutan alam ke perkebunan untuk pertama kalinya dengan mengandalkan data perubahan hutan global yang terdapat di peta-peta ini. Inilah empat sorotan utama riset kami:

1)      Kehilangan Teranyar Berlangsung di Hutan Alam.

Ditemukan lebih dari 90 persen kehilangan tutupan pohon di luar perkebunan maupun di hutan alam pada tahun 2013 dan 2014 di Brasil, Kolombia, Liberia, serta Peru. Kehilangan ini jauh lebih dahsyat daripada di perkebunan karena hutan alam sangat mendukung kekayaan ekosistem dan keanekaragaman hayati.

BAH_peru_plantationHutan tanaman yang didirikan dalam suatu Forest Landscape utuh di tengah Peru. Lihat di peta interaktif.

2)      Perkebunan Menggantikan Hutan Alam.

Peta kami menguak fakta berbeda mengenai Indonesia dan Malaysia, yang bersama-sama menyumbang sekitar 75 persen area perkebunan dari tujuh negara yang dipetakan. Perkebunan menempati hampir sepertiga (30,2 persen) luas lahan Malaysia dan 12,9 persen luas lahan di Indonesia. Perkebunan di kawasan tersebut didominasi tanaman kelapa sawit dan karet.

Tidak mengherankan jika kedua negara pengekspor utama minyak kelapa sawit ini mengalami persentase kehilangan tutupan pohon terbesar dalam batas-batas perkebunan: 65 persen bagi Malaysia dan 44 persen bagi Indonesia. Negara-negara dengan hutan kaya karbon ini tidak lantas terbebas dari ancaman. Kehadiran perkebunan berskala industri selama dua dekade telah merusak Bentang Alam Hutan Utuh yang merupakan jenis hutan alam terkaya secara biologis di negara tersebut. Di Malaysia, perkebunan seluas lebih dari 24.000 ha menempati area Bentang Alam Hutan Utuh pada tahun 2000. Sedangkan di Indonesia sendiri, area tersebut terhampar sejauh 66.000 ha. Bahkan di Peru yang hanya memiliki 0,1 persen lahan untuk kayu, kelapa sawit, dan karet, perkebunan telah mengambil alih hutan alam. Selama 15 tahun terakhir, perkebunan seluas 5.000 hektar lebih didirikan di area yang sebelumnya dipetakan sebagai Bentang Alam Hutan Utuh. Hal ini mempertajamkekhawatiran akan adanya perambahan hutan alam baru di Amerika Selatan dan Afrika, seperti yang terjadi di Indonesia.

BAH_indo_plantationsLihat di peta interaktif.
BAH_malaysia_plantationsSebagian besar kehilangan tutupan pohon tahunan, yang ditandai dengan warna merah muda di atasnya, merupakan penebangan pohon yang ditanam sejak 2000—menurut data terlama yang dimiliki Global Forest Watch—dan bukan merupakan hutan primer ataupun hutan alam. Lihat di peta interaktif.
14244774048_30ebd70858_kMinyak kelapa pembibitan dekat Bengkulu, Sumatera. Foto oleh James Anderson untuk WRI (Flickr).

3)      Perkebunan Itu Penting Asalkan Dikelola dengan Benar.

Seiring meningkatnya populasi global dan permintaan komoditas, perkebunan memegang peran yang vital dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Namun demi memastikan masa depan berkelanjutan, para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan harus menyeimbangkan tantangan perkembangan dengan prioritas lingkungan, termasuk mengurangi emisi akibat deforestasi. Misalnya, perkebunan masa depan harus didirikan di lahan yang terdegradasi dan menghindari hutan alam bernilai konservasi tinggi.

4)      Sangatlah Penting untuk Tetap Membedakan Antara Hutan Alami dan Buatan.

Kumpulan data ini begitu penting untuk dijaga demi membantu pembuat kebijakan memutuskan penggunaan lahan terbaik, serta memahami perluasan dan kontrak perkebunan di setiap negara tropis tersebut. Namun, beragamnya pola penanaman dan spesies pohon di setiap perkebunan menyulitkan pembedaan jenis-jenis perkebunan—atau bahkan perkebunan dengan hutan alam—meskipun memakai bantuan teknologi penginderaan jauh tercanggih. Kami sendiri masih bergantung pada analisis manusia untuk masa sekarang ini. Waktu dan biaya yang diperlukan untuk memperbarui serta membuat peta berskala di masa depan dapat dipangkas dengan meningkatnya ketersediaan citra satelit beresolusi tinggi, menurunnya biaya tenaga komputasi, serta kemajuan metode analisis yang diikuti dengan meningkatnya keterbukaan antara pemerintah dan perusahaan. PELAJARI LEBIH LANJUT: Jelajahi data pada peta interaktif atau baca Catatan Teknis.


BANNER FOTO: Orangutan di Camp Leakey, Kalimantan Tengah, Indonesia. Foto oleh James Anderson untuk WRI (Flickr).

Category
  • Data and Research
Topics
  • Brazil
  • Cambodia
  • Colombia
  • id
  • Indonesia
  • Liberia
  • Malaysia
  • Peru
  • plantations

Explore More Articles

forests at the edge of Hong Kong contribute to clean water supplies
Sep 28, 2020|Data and Research|6 minutes

Forests Near or Far can Protect Water for Cities

Forests, whether they are growing within cities or far away in other countries, are crucial to regulating urban clean water supplies.

RFUS Loreto Napo monitores programando patrujalle
Oct 16, 2019|Data and Research|5 minutes

Triumphs and Challenges of Using Deforestation Alerts in Peru

In 2016, Global Forest Watch (GFW) and the University of Maryland released the world’s most detailed satellite-based deforestation alerts. Since the launch, the GLAD alert system has expanded from just three countries to the entire tropical region and is accessed by hundreds of thousands of users through GFW.   Peru’s Early Warning Alerts After using the GLAD deforestation alerts, […]

2017recapgraphic
Dec 27, 2017|Data and Research|6 minutes

A Year in Review: Global Forest Watch Highlights from 2017

It’s been another busy year for Global Forest Watch! This year we focused on putting the right data into the hands of our users to support action on the ground. We added more local data and made it easier than ever for decision-makers and on-the-ground forest monitors to access the information they need through national […]

Explore More Articles
forests at the edge of Hong Kong contribute to clean water supplies
Sep 28, 2020|Data and Research|6 minutes

Forests Near or Far can Protect Water for Cities

RFUS Loreto Napo monitores programando patrujalle
Oct 16, 2019|Data and Research|5 minutes

Triumphs and Challenges of Using Deforestation Alerts in Peru

2017recapgraphic
Dec 27, 2017|Data and Research|6 minutes

A Year in Review: Global Forest Watch Highlights from 2017

fetching comments...